Labuhanbatu, HS – Kondisi Jalan Olahraga yang berada di Kelurahan Siringo-ringo, Kecamatan Rantau Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara kian memprihatinkan.
Jalan sepanjang sekitar dua kilometer yang menjadi akses utama masyarakat menuju pusat Kota Rantauprapat ini mengalami kerusakan berat, dipenuhi lubang dan aspal yang hancur, sehingga sangat mengganggu kenyamanan dan keselamatan warga saat melintas, Jumat (11/4/25).
Pantauan tim Harian Sniper News di lokasi, kerusakan parah terlihat merata di hampir seluruh ruas jalan. Tidak adanya jalur alternatif membuat masyarakat terpaksa harus melewati jalan ini setiap hari, baik untuk bekerja, berdagang, maupun mengantar anak ke sekolah. Terlebih pada pagi hari, saat lalu lintas padat, warga seringkali mengalami kesulitan saat dua kendaraan saling berpapasan di jalur sempit dan rusak tersebut.
“Saat dua kendaraan bertemu di tengah jalan, salah satu harus mengalah dan berhenti dulu. Kalau tidak hati-hati, bisa celaka,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Ia juga menambahkan bahwa kerusakan jalan tersebut sudah berlangsung cukup lama tanpa adanya tindakan konkret dari pemerintah daerah. Padahal, lokasi jalan tidak jauh dari kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Labuhanbatu.
“Masak iya mereka tidak tahu kondisi jalan di sini? Sudah lama kami sampaikan keluhan ini, bahkan saat reses anggota dewan, tapi belum juga ada perbaikan sampai sekarang,” tambahnya.
Warga berharap, Bupati Labuhanbatu Hj. Maya Hasmita yang baru menjabat dapat memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur jalan di wilayah mereka, khususnya Jalan Olahraga yang menjadi urat nadi aktivitas warga Aek Siranda dan sekitarnya.
“Semoga di tahun anggaran 2026 nanti, ibu Bupati bisa prioritaskan pengaspalan jalan Olahraga ini. Kami butuh solusi nyata, bukan janji,” pungkas warga tersebut.
Dengan kondisi yang terus memburuk, warga mendesak agar Pemkab Labuhanbatu segera melakukan perbaikan sebelum jatuh korban atau kerusakan semakin parah. Jalan yang layak bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga menyangkut keselamatan dan hak dasar masyarakat dalam mengakses wilayahnya sendiri. (Iwan)
